"terjadi di tahun 2014, semester 3"
Pagi
ini adalah pagi biasa jika kejadian itu tak terjadi. Balapan liar dengan dua
orang cowok yang tak dikenal. Terdengar serem, but you know what? That so funny
guys. Hahahaha jika teringat kejadian tadi pagi, bibirku tak akan luput dari
seulas senyum. Bahkan jika perempuan diperbolehkan tertawa terbahak-bahak, itu
udah gue lakukan. Sayang, itu dilarang dengan agamaku.
Jam
08.30 pagi itu aku terburu-buru pergi ke kampus bersama sahabatku “pippo” well
dia emang selalu setia nemenin aku kemanapun diriku pergi. Dia emang
bener-bener motor penurut, salut aku. Seperti biasa setelah mengunci pintu
kamar berikut pintu pagar, aku memulai start perjalanan menuju ke kampus. Nah,
disinilah kejadian seru itu terjadi.
Dari
awal gak ada samasekali rasa untuk balapan dengan dua orang pria tengil berbaju
biru yang mengendarai motor cowok itu (aku gak tau merk motornya). Namun ketika
udah sampai dipersimpangan jl durung (jalan tempat aku tinggal), aku melewati
mereka yang kayaknya agak kesusahan ingin memotong angkot yang didepan waktu
itu. Mugkin mereka merasa hina bisa didahului cewek cupu berkacamata kayak
diriku. Hahaha trus yang mungkin mereka lebih gak terima lagi setelah aku
ngelewati mereka, aku malah menambah kecepatan motorku. Kan aku udah cerita
dari awal aku udah telat, jadi wajar dong kalau noh gas motor aku tarik
sekenceng- kenceng mungkin. Belum lagi sampai di ujung simpang tiga eh mereka
ngedahuluin aku lagi. Namun ketika mau menyebrang mereka nyendat dan posisiku
disitu meguntungkan dan jadilah aku didepan mereka. Dan songongnya lagi
bukannya malah menurunkan kecepatan tanda aku gak ngajak balapan. Aku malah
makin kenceng narik gas kereta, itung-itung refreshing sebelum masuk matematika
diskrit, pikirku. Hahaha dan begonya mereka terpancing lagi. Huh dasar cowok,
selalu mementingkan harga diri!
Perjalan
dari kos ke kampus berkisar 15 menit jadi lebih cepat dari yang kukira. Setelah
aku megang posisi didepan, 2 cowok tengil itu gak mau kalah mereka malah
mengambil jalan kanan, yang terbebas dari jalan berbolong. Tentu saja aku jadi
ketinggalan. Namun disimpang empat unimed dewi fortuna berpihak kepadaku lagi
hahaha. Mereka kebingungan menyebrang dan aku dengan santainya melewati itu.
Jadilah aku yang yang memegang setir kembali kali ini. Namun ya gitu namanya
cowok pasti ninggiin gengsi. Mereka malah menambah kecepatan dan ketika itu
kami sama sama kejebak macet di simpang UMA.
Setelah
terbebas dari macet ternyata kami beda kampus. Dua cowok tengil itu berbelok ke
UMA dan aku goes ke kampus ku tersayang UIN SU.
It’s
a great adventure, gak ngeliat muka ], gak kenal tapi udah jadi rival dalam
balap-balapan gak jelas. Mungkin kalau di ftv itu pasti udah jadi awal mula
jomblo dapet pacar. Heheh idih ngarep. Wkwkwk